Seputar Kita

Kadang kita melewatkan hal kecil yang akan berefek besar dalam kehidupan kita. Teruslah motivasi diri dengan terus berbagi........Karena tanpa kita sadari setiap detik waktu kita tak akan pernah kembali, jadikan berharga, jadikan bermanfaat.... Tetap di seputar kita..........
Powered By Blogger

Selasa, 02 November 2010

SEBUAH BROADCAST MESSAGE


Hari itu Senen, bulan Oktober 2010. Tanggal tepatnya sih gw lupa, tapi yang jelas tu hari dimana gw ngerasain pening sepening-peningnya kepala. Semua terasa mumet hari itu. Guess what’s the reason? Soal anatomi di tentamen RM! Thats the reason, Pal! Dunia serasa gelap n kelam, taneman n bunga2 ditepi jalan nggak lagi mekar, daun2 jatuh berguguran, pokoknya kampus serasa kastil jaman2 Medievil.. (lebay mode : ON)
Well, gw mikir ni perkara ga gw rasain sendirian, jadi, solusi terbaiknya nyari temen yang bisa di ajak mbahas soal. Harapan gw ga muluk2 : jawaban dia (orang yang gw ajak bahas soal) ga lebih bener dari gw alias salahnya lebih banyak! >:D
Berangkatlah gw ke basecamp anak2 ber-“otak” (pinter maksudnya) di sebuah ruangan luas yang isinya karpet doank, plus mimbar n soundsystem (baca : Mesjid).
Pas nyampe disono, ude standby tuh anak2 ber-“otak”. Dengan muka2 yg nggak jauh suram dari gw, mereka nanya “gmn Dik, bisa tadi?”
Jawab gw “liat aje nih tampang gw..”
and, gw rasa tiba2 mereka punya ilmu psikologi membaca raut wajah yg instan! Coz mereka ngerti arti raut muka gw waktu itu à kewalahan njawab soal2 tentamen!!! -___-
Back to niat!, gw mulai merunut pertanyaan2 yg menurut gw susah n gw ga bisa jawab.
Ternyata...
Apa yang gw anggep susah selama ujian, mereka bisa jawab! Oh my Lord!
Yg bikin tambah gawat, mereka nggak sekedar bisa jawab, tapi ditambahin embel2 kalimat : “ah itu kan soal gampang, Dik! Ada semua noh jawabanya si BankSoal n di handout.. Masa yg kaya gituan lo tanyain? ”
MON DIEU!!! Kalimat2 itu kontan bikin gw ngerasa jadi makhluk paling ga berarti di bumi. (lebay lagi)
Oke lah kalo begitu, gw harus buru2 ngerubah haluan n arah omongan sebelum gw tiba2 syok depresional (istilah baru dalam bidang syok versi gw), then mati berdiri ditempat gara2 niat gw ga kesampean! Well, next destination : parkiran Gurun.
Kali ini ternyata perkiraan gw ga meleset. Temen gw yg 1 ini, mikirin susahnya soal tentamen tadi short term aje. Jadi ngga berlarut-larut dalem kemumetan soal! Hahay.. ini gw demen! Malah dia nanya, “mau nyantai dimane nih, Deq?” (panggilan khusus beberapa temen kampus ke gw : Musadeq)
Owrait, serasa tiba2 gw lupa tadi abis tentamen kalo ketemu temen2 nyantai model gini. Gw jawab, “hmm.. terserah lo boss!”
Temen gw ini jawab lagi, “CITOS aja lah! Mall langganan”
“oke!”
Then beberapa menit berselang, meluncurlah dua manusia yg udh bisa melupakan susahnya soal tentamen RM bebrapa jam yg lalu, ke arah Cilandak.
Di tengah perjalanan, temen gw ini nunjukin satu broadcast message di BBM nya. Dia bilang ke gw, “nih lo baca! Mewek ga lo bacanya?”
Guys, gw baca tuh broadcast message kira2 10 menit, n mata gw sedikit berkaca2. Penasaran apaan yg gw baca? Berikut gw retold tuh cerita semampu n seinget gw...
Disuatu waktu, disebuah desa, hidup seorang janda beranak satu. Suaminya telah meninggal beberapa bulan yg lalu karena kanker paru. Ibu ini begitu sabarnya membesarkan sang anak lelaki satu2nya. Setiap pagi sambil membawa anaknya, dia harus pergi mencari kayu bakar di hutan untuk kemudian dia jual ke pasar. Tidak hanya itu, sepulangnya dari menjual kayu bakar dipasar dia masih harus berbelanja untuk kebutuhan hidupnya dan si anak. Dan kalau hanya mengandalkan uang dari penjualan kayu bakar saja, tentu belum cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka berdua, jadi sang Ibu masih harus berjualan ubi bakar di sore harinya.
Tapi Ibu ini tidak pernah mengeluh akan keberadaanya yang serba sulit. Malah, semakin lelah ia, semakin sayang dia terhadap anak lelaki satu2nya ini, karena ia yakin anak lelakinya ini suatu saat nanti akan tumbuh menjadi pemuda yang dapat merubah keadaan yang sekarang dialaminya.
Waktu terus bergulir, si anak lelaki pun tumbuh semakin besar. Semenjak di bangku sekolah dasar, anak ini sudah mampu membuat bangga si Ibu dengan prestasinya yang luar biasa gemilang. Semua teman dan gurunya disekolah mengagumi dia.
Hal ini kontan membuat si Ibu merasa tidak sia-sia berkorban banyak demi si anak.
Semakin lama, si anak tumbuh semakin dewasa. Prestasinya yang gemilang membuat si anak tidak kesulitan untuk menggapai cita-citanya. Dengan mudah dan murah, si anak dapat melanjutkan sekolahnya ke jenjang yang lebih tinggi, dan kemudian si anak pun mendapatkan gelar sarjana. Si Ibu merasa senang dengan perkembangan anaknya. Dan si anak pun sangat menyayangi Ibunya. Ia selalu mendengarkan setiap nasihat Ibunya.
Suatu hari si anak mendapatkan pekerjaan yang mendatangkan penghasilan cukup banyak, sehingga uang yang ia dapatkan bisa ia gunakan untuk membangun rumah tua milik ibunya di desa tempat dia dibesarkan dengan penuh kasih sayang oleh sang Ibu.
Kehidupan serba susah yang dulu dialami mereka berdua berubah sudah. Kini mereka tinggal dirumah yang layak huni, si Ibu pun tidak perlu lagi mencari kayu bakar di pagi hari untuk di jual ke pasar, karena semua biaya hidup kini di tanggung oleh si anak.
“Ibu tidak perlu khawatir lagi soal kehidupan kita Bu, semua biar aku yang urus sekarang” kata si anak dengan penuh kasih sayang kepada Ibunya.
Dengan mata berkaca-kaca, si Ibu berkata pada anaknya, “terimakasih nak, Ibu bersyukur mempunyai anak sepertimu. Kamu sungguh baik”
“jasa-jasa Ibu selama ini, tidak akan pernah aku lupakan Bu. Tanpa Ibu, aku tidak akan bisa seperti ini. Terimakasih Bu.. aku tidak tau bagaimana harus membalas jasa-jasamu itu..” ujar si anak lagi.
Si Ibu tidak menjawab dengan kata, dia menjawab dengan pelukan hangat terhadap anaknya. Di dalam hatinya si Ibu berkata “aku tidak mengingat jasa apa yang aku perbuat untukmu nak..seandainya aku ingat, aku ikhlas”
Si anak yang sejak tadi tegar, kini meneteskan air mata di pipinya ketika si Ibu memeluknya dengan hangat sehangat peluknya di saat si anak kecil dan tak berdaya.
(bersambung......)
By. holmes007

2 komentar: