Seputar Kita

Kadang kita melewatkan hal kecil yang akan berefek besar dalam kehidupan kita. Teruslah motivasi diri dengan terus berbagi........Karena tanpa kita sadari setiap detik waktu kita tak akan pernah kembali, jadikan berharga, jadikan bermanfaat.... Tetap di seputar kita..........
Powered By Blogger

Selasa, 12 Oktober 2010

Diary Mahasiswa Baru…..


Hari itu tepat 3 hari sejak pertama kami masuk sebuah camp tentara (YONIF) untuk menjalani masa orientasi sebagai mahasiswa baru. Wajah-wajah itu menjadi sama, rambut kami sama-sama 0-0-1, warna kulitpun akhirnya sesuai dengan janji pak komandan…. ‘Yang putih akan menjadi hitam, yang hitam akan lebih hitam, tidak ada perbedaan antara kita, kalian semua satu!!’ Itulah, yang benar-benar terjadi…..
Disana dibuat kelompok-kelompok berdasarkan program study dari masing-masing jurusan. Dibedakan ada kelompok pria dan kelompok perempuan, karena 1 kelompok akan menempati bangsal yang sama. Hari pertama adalah hari yang paling melelahkan bagi kami….
Pukul 4 bangun, langsung kelapangan dengan pakaian olahraga lengkap dengan sepatu. Senam pemanasan kemudian dilanjutkan dengan lari pagi keliling komplek camp sambil bernyanyi… Sebuah pengalaman baru buatku. Setelah itu dilanjutkan dengan istirahat untuk mandi dan beres-beres, dan bagi yang muslim tentu ada waktu untuk sholat subuh berjama’ah.
Pagi harinya, ‘pak komandan’ kami memanggilnya, tapi beliau disebut instruktur oleh para senior kami. Dia berkeliling kebarak-barak kami, melihat apakah tempat tidur kami sudah tertata dengan rapi? Apakah kondisi barak bersih atau berserakan sampah. Kalau seandainya ada yang salah, hukuman bukan hanya bagi personal, tapi untuk kelompok ‘hadiah grup terburuk’ lari memutar lapangan sambil berteriak ‘kamar kami paling kotor, kami paling jorok!!!’
Hari pertama, hampir semua kelompok mendapatkan hadiah ini, kecuali beberapa kelompok wanita. Kemudian makan pagi dengan cara tentara, terlihat unik dan menyenangkan menurutku. Tidak ada perbedaan, semua harus disiplin, bahkan sebelum makan ada upacara. Kalau anggota belum lengkap, maka kami harus menunggu atau mencarinya agar acara makan dapat dimulai. Luar biasa!!!
Makan pagi hari pertama kami menyebutnya makanan ‘omprengan’, itu dikarenakan tempat makan kami terbuat dari besi yang sudah dibuat khusus dengan cekungan untuk tempat nasi, lauk dan sayur. Cara mengambilnyapun unik, setiap kelompok harus lengkap dan mengantri, setiap ketua kelompok yang membagikan nasi dan lauk kepada anggotanya agar semua kebagian. Alih-alih semua anggota kekurangan, yang ada justru kelebihan….. Karena kami mendapat pesan ‘nasi itu adalah rizki, jangan sampai disia-siakan. Kalau sampai tidak habis maka kalaian akan mendapatkan hukuman’. Alhasil, mau-tidak mau setiap anggota harus memahami kondisi temannya. Kalau temannya tidak habis, maka dia harus menghabiskan, dan begitulah suasana makan setiap harinya tiga kali sehari….. Kami belajar untuk bekerjasama, senasib sepenanggungan, sama-sama menderita, tapi saling menguatkan….. Indahnya…
Setelah itu, pagi sampai siang kami ada sesi materi. Ada materi tentang leadership, ada tentang kemasyarakatan, dan ada tentang disiplin sebagai warga negara. Yang paling kusukai adalah ketika salah satu ‘pak komandan’ berkisah mengenai perjuangannya di tanah timor leste. Dengan (maaf) terpincang-pincang beliau maju dan menjelaskan betapa mulia tugas para TNI, diujung perbatasan berjuang mempertahankan kedaulatan, jauh dari keluarga dan nyawa yang jadi taruhan. ‘pincangnya’ beliau adalah salah satu tanda yang beliau dapatkan saat konflik di timor-timur berlangsung….. Salut untuk para TNI!!!
Sorenya kami mendapatkan waktu lebih longgar, ada yang menggunakan untuk membalas waktu tidur yang tersita, ada yang melanjutkan diskusi dengan para ‘instruktur’, ada juga yang sekedar nongkrong dengan teman-teman dipinggir lapangan…. Hari itu adalah hari pertama yang berat. Malam harinya setiap kelompok mendapatkan giliran jaga malam untuk menjaga komplek baraknya, karena kata ‘pak komandan’ nanti tengah malam aka nada sirine atau mungkin nanti aka nada yang ditugaskan untuk berkeliling dan membangunkan satu barak yang tidak dijaga. Alhasil, sekali lagi kami belajar untuk menghargai sesama, membagi tugas piket dan harus siap berjaga, kalau tidak dan terjadi hal yang tidak diinginkan maka satu barak akan terkena hukuman.
Pada hari kedua sudah tidak ada grup yang terkena hukuman pagi, semua berjalan begitu lancar. Bahkan ketika acara makan siang dan malam saat ‘pak komandan’ tidak ditempat, kami melakukan upacara sendiri dan tetap tenang seperti saat beliau ada. Kami merasakan enaknya bisa merasakan kebersamaan….
Hebatnya, kami semua menangis pada hari ketiga…. Hari terakhir kami dididik di camp tersebut. Upacara penutupan berlangsung khidmad, ada yang menangis ketika mengucapkan salam perpisahan kepada para instruktur, ada yang tidak bisa berkata-kata dan hanya menggenangkan air matanya dikelopak. Aku heran, aku juga merasakan hal yang sama…. Padalah kebersamaan kami berlangsung tidak lebih dari 72 jam!!! Tapi begitu terasa udara yang penuh dengan kebersamaan…..
Kami berpelukan dan meminta maaf…. Kami merasakan sebuah fenomena yang ajaib, pembentukan karakter disiplin yang singkat itu begitu berkesan bagi kami, meski kesannya adalah ‘siksaan’ tapi kami menyebutnya ‘kasih sayang’ karena mereka melakukan ini untuk kami.
Ternyata ‘ketakutan’ akan hukuman adalah awal untuk mendapatkan perubahan karakter, kemudian ‘pemahaman atau rasa akan manfaat’ adalah hal yang akan menjadi penjaga karakter yang terbentuk. Dan ‘hadiah’ adalah hal yang akan membuat kita selalu bersemangat untuk melakukan sesuatu…..
Itulah sepenggal cerita tentang ‘cara instant merubah karakter’ tentu yang selalu menjadi poin pertanyaan adalah bagaimana membiasakannya agar karekter itu terus bertahan……

By. Salman al-Fatih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar