Sekarang pukul 04.30 WIB, sebuah serangan dingin membuatku terbangun. Serangan dingin yang membuat kakiku lagi-lagi merasa anyep ( dingin dalam bahasa Jawa ), temanku yang telah berwudhu membangunkanku menggunakan air bekas wudhu yang membuat tangannya sedingin es dan dia memegang kakiku sehingga semakin kurasakan dinginnya.
"Bangun... Bangun... Sudah subuh! Ayo, sudah ditunggu teman-teman yang lain. Kita sholat jama'ah diruang tengah ya!" Katanya dengan terus memegang kakiku dengan tangan es-nya.
"He-em... Sebentar ya, aku kumpulin nyawa dulu!" Kataku sambil menggeliat dan meringkukkan badan menahan dingin. Setelah memperhatikanku dan kembali mengingatkanku, temanku itu pergi. Ingin rasanya ku lanjutkan tidurku, namun tidak bisa! Sudah waktu subuh, waktunya berjuang melawan kemunafikan....
Menginjakkan kaki diruang wudhu seolah kakiku menyentuh balok es yang membuat sensasi panas dan kesemutan dikakiku, begitu dinginnya udara dan air pagi hari ini. Keadaan in semakin menyadarkanku, dan tidak bisa tidak harus sekalian ku ambil air dan kubasuh wajahku.......
Begitu khusyuk subuh berjama'ah di sebuah tempat asing pagi ini. Setelah semalam kami melakukan perjalanan panjang dari Jakarta menuju Lembang yang dingin, rasa lelah dan penat pasti telah menggelayuti badan dan mata kami. Namun, sepertinya itu tidak nampak dimata teman-temanku. Terbukti setelah shalat berjama'ah, semua melanjutkan dengat tilawah dan berdzikir. Setelah itu sebagian lagi ada yang keluar menikmati pagi nan sejuk di tanah Lembang yang asri.
Aku melihat pagi itu, lampu-lampu di lereng bukit sebrang begitu indah. Seperti sebuah mozaik warna kuning-putih-dan gelap bercampur membentuk alur dari daerah puncak ke arah lereng bukit. Begitu indah, pemandangan yang takkan ku temui di Jakarta.
Semakin mentari bersinar, maka barisan pepohonan hijau asri mulai menampakkan keindahannya. Dari puncak ini, aku melihat kabut yang menutup pedesaan disisi lain bukit. Lampu-lampu yang tadinya menyala mulai padam, matahari mulai bersinar membuatku merasa semakin hidup setelah semalaman merasakan dinginnya malam di Lembang. Semakin lama kunikmati pemandangan ini, semakin ingin ku jelajahi setiap jengkal perbukitan itu. Begitu indah, begitu menawan, begitu mengagumkan, lukisan alam yang tak tertandingi oleh maestro manapun.
Suara kicauan burung mulai ramai dan geliat kehidupan di tanah ini mulai terasa. Suara kendaraan bermotor mulai terdengar, manusia-manusia yang terlihat mungil dari puncak ini mulai terlihat bergerak melakukan tugas-tugasnya masing-masing.
Seorang temanku berkata, " Di daerah ini paling enak kalo kita jalan-jalan pagi keliling bukit, terus kita makan diwarung lesehan atau menikmati susu murni yang dijual penduduk asli." Hmm... Terbayang olehku, berjalan diantara pepohonan hijau, menikmati pemandangan yang asri, menyapa orang-orang sunda yang ramah, dan menyantap susu segar.
Hmm.... Inilah liburan yang menyenangkan. Menikmati asrinya alam perbukitan.
(bersambung)
By. Salman Al-Fatih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar